Selasa, 29 Agustus 2017

Me and earl and the dying girl (Review ampas)

Me and earl and the dying girl


Cerita ini bermula dengan adegan seorang cowok kurus yang terlihat seperti maniak game dengan rambut pirang sedang berusaha untuk membut sebuah novel. Dan dari sini dimulai ceritanya. Greg(Thomas Mann) seorang anak sma yang mana mempunyai teman disekolahnya lataran engga mau menjadi kumpulan tertentu yang membuatnya merasa lebih baik. Dan kemudian mempunyai sahabat bernama Earl(RJ Cyler) teman baiknya semasa kecil. Juga masalah dengan seorang cewe(yang lumayan bohay) bernama Madison(Katherin C Hugness). Masalah dalam cerita ini dimulai ketika sfatnya yang terlalu Humble(menurut gw) tiba tiba asal nimbrung percakapan seorang wanita bernama Rachel(Olivia Cooke) dengan teman-temannya “oh test i've been there”. Padahal yang dibicarain itu tentang Rachel yang didiagnosa terkena Leukimia. Dan dari sini dimulai, dimulai ketik mamanya Greg menyuruh Greg untuk mengunjungi dan menemaninya (dengan paksa) hingga mereka berdekatan hingga.....

Film ini bagus, untuk kamu yang pernah nonton The Fault In Our Stars (kalo belum nonton nanti reviewnya), film ini punya nuansa yang hampir-hampir mirip. Dengan kanker, dengan masa muda. Bedanya, difilm ini Greg sedikit lebih banyak menceritakan tentang dirinya,terutama hobinya membuat film (absurd). Dan difilm ini juga ditambah judul-judul part tertentu seperti novel, beda dari yang lain. Sehingga ketika kita membaca tulisan ini kita seperti dipaksa untuk nebak apa yang akan terjadi. Dan menurut gw, kalo kamu ingin menonton film romantis dengan bumbu-bumbu cerita sedih karna kanker, kemudian ada humor-humor anak sekolah, gw rasa ini adalah film yang bagus buat lo tonton.


Dan terakhir ini pertama kalinya gw ngereview film berdasarkan yang gw nonton, kata dan kalimat dimaklumi. Maklum baru newbi.

Rabu, 30 November 2016

Suatu Siang


Pada siang hari yang panas dan aku sedang cantik-cantiknya, sampailah diriku pada sebuah tempat tongkronganku, warnet. Warnet yang sangat-sangat mirip dengan warnet pada umumnya. Kulangkahkan diriku memasuki warnet itu, perlahan namun pasti. Kupandangi seisi warnet itu, kiri kanan, kulihat saja, banyak komputer geming (tolong jangan membaca sambil bernyanyi). Namun ternyata, semua komputer telah ada yang menungganginya alias telah penuh oleh bocah-bocah sd pemain tembak-tembak. Dan pada akhirnya, kulangkahkan kakiku keluar dari sana, dan kemudian pulang lalu tidur siang memimpikan diriku yang sedang bermain warnet. Tamat.